Wednesday, July 2, 2008

Orang Minahasa Keturunan Suku Israel yang Hilang?



Tulisan ini pernah dimuat di tabloid Mimbar Bersama, berisi teori 'aneh', bahwa ada kemungkinan orang Minahasa itu merupakan bagian dari suku Israel yang hilang. Karena namanya teori, wajar jika terkesan tidak masuk akal......


UMUMNYA sejarahwan sepakat kalau nenek moyang orang Minahasa berasal dari Cina atau Jepang. Namun kini ada teori baru, yang mungkin terdengar aneh dan tak masuk akal. Bahwa ada kemungkinan, nenek moyang orang Minahasa adalah suku-suku Israel, yang lazim disebut ‘suku Israel yang hilang’.

Teori atau hipotesis ini disampaikan seorang pemerhati budaya, yang sayang sekali menolak namanya dipublikasikan. Mungkin karena merasa teori yang dikemukakannya ini tidak lazim.

Menurut Tole Mantatenga—sebut saja namanya begitu, kemungkinan nenek moyang Minahasa berasal dari suku Israel yang hilang, berdasarkan apa yang menurutnya beberapa kesesuaian antara kekhasan masyarakat Minahasa dengan kebiasaan para suku Israel.

Dia mencontohkan soal pakasaan atau walak yang eksistensinya mirip dengan suku-suku di Israel pra kerajaan. Pakasaan di Minahasa menganut sistim otonomi, sama halnya dengan suku-suku Israel. Pakasaan dipimpin kepala walak melalui mekanisme pemilihan, sama halnya dengan para ketua suku Israel kuno.

Pakasaan Minahasa kuno, kendati hidup otonom, namun bisa mengikatkan diri menjadi satu kesatuan jika menghadapi bencana atau ancaman musuh, sama halnya dengan yang biasa dilakukan Israel sebelum menjadi kerajaan.

Tole juga menyorot peran Walian, pemuka agama kuno Minahasa yang (menurut penilaiannya) mirip dengan peran Imam Israel kuno. Atau kebiasaan mendirikan batu tumotowa, semacam ‘tugu’ peringatan berdirinya suatu wanua yang mirip dengan yang biasa dilakukan suku-suku Israel sebelum memasuki Kanaan. Begitu juga dengan upacara mempersembahkan korban kepada Pencipta yang agak-agak mirip, dan beberapa hal lain.



Israel yang hilang

Sebelum lanjut, siapa sebenarnya yang dikenal dengan ‘suku Israel yang hilang’ itu? Sampai sekarang, keberadaan ‘suku Israel yang hilang’ ini masih menjadi perdebatan para ahli teologi, yang kadar misterinya setara dengan pertanyaan: Di mana ‘Tabut Perjanjian’ sekarang.

Menurut sejarah, kerajaan Israel Raya yang besar dan megah semasa pemerintahan Raja Daud dan Salomo pecah menjadi dua, di masa pemerintahan Raja Rehabeam, putra Salomo, sekitar tahun 931 sebelum Masehi (sM). Sepuluh suku memisahkan diri mendirikan kerajaan Israel Utara, dengan Yerobeam sebagai raja pertama. Sedangkan sisanya, suku Yehuda dan Benyamin (bersama segelintir masyarakat 10 suku yang setia dan tidak mau memisahkan diri), kemudian dikenal dengan kerajaan Israel Selatan atau Yehuda, yang diperintah oleh dinasti Daud.

Kerajaan Israel Utara (yang kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Israel) dengan ibukotanya Samaria kemudian dikalahkan bangsa Asyur, sekitar tahun 722 sebelum Masehi. Sebagian besar penduduknya dibuang ke negeri asing, dan sebagai gantinya, Asyur mendatangkan bangsa lain ke Samaria dan sekitarnya.

Kerajaan Yehuda juga akhirnya dikalahkan, sebagian besar penduduknya dibuang ke Babel, dan Yerusalem dirobohkan, sekitar tahun 587 sM. Namun berbeda dengan masyarakat Yehuda yang akhirnya bisa kembali ke negeri asalnya, maka penduduk 10 suku bekas anggota kerajaan Israel yang dibuang Asyur itu tidak pernah kembali, sampai sekarang.

Keberadaan para keturunan suku Israel yang dibuang itu –yang dikenal dengan istilah ‘suku Israel yang hilang’--kemudian menjadi bahan spekulasi. Ada dongeng yang menyebutkan, sebelum Yesus menyatakan diri dan dibaptis Yohanes, Ia terlebih dahulu melanglangbuana, mencari di mana keberadaan keturunan 10 suku itu.

Ada juga laporan yang menyebutkan, di beberapa kawasan di India, Pakistan dan Bangladesh, ada suku-suku yang memakai nama mirip dengan nama-nama Israel. Ada juga tulisan yang menyebut bahwa orang Jepang sekarang adalah keturunan suku Israel yang hilang itu.

Beberapa ritual Jepang konon sangat mirip dengan yang dilakukan bangsa Israel kuno. Kaum Mormon malahan percaya kalau suku Israel ini tinggal di Amerika. Tidak jelas apakah yang dimaksudkan adalah suku Indian, atau suku lain.

Mungkin sekali, teori yang digagas Tole seperti yang disebutkan di atas, terinspirasi dari hal-hal itu. Bahwa mungkin saja, atau ada kemungkinan, nenek moyang orang Minahasa adalah masyarakat Israel kuno yang diasingkan bangsa Asyur.

Bahwa setelah kekuasaan Asyur melemah, para keturunan suku Israel ini berpindah tempat. Tidak lagi kembali ke daerah asal, tapi ke negeri asing. Bukan tidak mungkin ada yang sampai ke Cina, dan dari sana ada yang kemudian pindah ke Minahasa. Bisa saja.

Israel baru


Jadi nenek moyang orang Minahasa itu adalah suku Israel yang hilang? Bisa ya, bisa tidak. Mudah-mudahan ada yang berkeinginan melakukan penelitian ilmiah soal ini, dengan memparalelkan beberapa kekhasan orang Minahasa dengan suku Israel kuno.

Yang jelas, bagi orang Minahasa yang percaya kepada Kristus, hal ini tidak terlalu penting. Karena dengan percaya kepada-Nya, otomatis kita menjadi anggota Kerajaan Israel Baru. Dengan kata lain, orang Minahasa sekarang memang ‘keturunan’ orang Israel. Bukan secara fisik, tapi secara rohani. Kalau soal ini, saya yakin banyak yang setuju. Oi to? (*)

1 comment:

harapanindah travel said...

Hm......Masuk akal kok...